Kamu tahu bahwa fiksi, lebih tepatnya prosa, mungkin merupakan pekerjaan paling berat dari semua penulisan. Kamu tidak memiliki referensi, yaitu acuan penting yang telah ada sebelumnya. Kamu memiliki selembar kertas kosong, pensil, dan keharusan untuk menciptakan sesuatu yang lebih nyata daripada hal-hal yang bisa menjadi nyata.
2. Menulis bukanlah kata hati. Sederhananya, menulis adalah kegembiraan terbesar. Menulis lebih menggairahkan daripada apa pun.
3. Tidak ada aturan cara menulis. Terkadang itu datang dengan sempurna dan begitu mudahnya. Terkadang itu seperti mengebor batu kemudian meledukkannya dengan bahan peledak.
4. Bagian-bagian bagus dari sebuah buku mungkin hanyalah sesuatu yang didengar tanpa sengaja oleh seorang penulis atau mungkin puing-puing dari seluruh hidupnya—dan keduanya sama baiknya.
5. Kamu harus terluka habis-habisan agar dapat menulis dengan sungguh-sungguh. Namun, ketika kamu terluka, gunakan itu—jangan lari darinya. Setialah kepadanya laiknya seorang ilmuwan—tetapi jangan anggap penderitaan itu penting karena terjadi kepadamu atau orang-orang terdekatmu.
6. Seseorang harus menerima begitu banyak penderitaan agar dapat menulis buku yang sangat lucu.
7. Setiap keberhasilan yang kuraih karena aku menulis apa yang kuketahui.
8. Aku ingin bisa menulis mengenai pemberontak atau pahlawan, pengecut atau pemberani, pengkhianat atau orang yang tak mampu menjadi pengkhianat, dengan pemahaman yang baik. Kita belajar banyak dari orang-orang seperti itu.
9. Pembunuhan itu topik yang bagus, jadi ciptakan pembunuhan besar-besaran tahun ini di bukumu berikutnya, lalu bersantailah.
10. Pekerjaan tersulit di dunia adalah menulis prosa jujur tentang manusia. Pertama, kamu harus memahami