Dalam pengembaraanya, Cebolang dan abdinya menyinggahi beberapa tempat dan menimba berbagai ilmu dari para gurunya, diantaranya ilmu pengobatan jawa, silsilah Raja Demak, Pajang dan Mataram, Jangka Jayabaya, , kisah Jaka Tingkir, olah ilmu senggama, khasiat Asmaul Husna dan Kisah Dewaruci. Hingga di Desa Paricara Nyai Demang Puspamadu terpesona dengan Cebolang dan berakir dengan perbuatan olah asmara.
Buku jilid 4 ini mengisahkan perjalanan Cebolang dan abdinya menuju Panaraga yang diwarnai dengan nafsu supiyah. Saat tiba di desa selaung panaraga, Cebolang dan Nurwitri tergoda oleh beberapa pedagang yang kemalaman di perjalanan, hingga mereka mengisi malam itu dengan permainan asmara. Begitu juga kisah meraka yang harus melayani puluhan warok dan gemblaknya secara bergantian.
***
Serat Centhini atau yang dikenal dengan Suluk Tambangraras adalah salah satu karya sastra terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Menghimpun segala macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa yang menyangkut agama, kebatinan, seni aristektur, pertanian, primbon, adat istiadat, hingga pengetahuan tentang senggama. Tujuannya agar tidak punah dan tetap lestari sepanjang waktu.
Dalam buku aslinya, Serat Centhini disampaikan dalam bentuk tembang beraksara Jawa yang terdiri dari 12 Jilid, menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa dari zaman dahulu sampai sekarang, dari sisi yang baik sampai yang buruk, yang disampaikan melalui kisah perjalanan Syekh Amongraga mengitari pulau Jawa.
Buku ini dituturkan dalam bentuk novel yang merujuk pada buku aslinya yang berupa tembang-tembang, sehingga merupakan satu-satunya buku Serat Centhini yang terbit dalam bentuk novel budaya.