Image of khotbah dari bawah mimbar

Text

khotbah dari bawah mimbar



“Kenapa babi haram, Gus?”

Di tengah-tengah main catur, Mas Is bertanya mendadak.

“Kan ada perintah-Nya,” jawab Gus Mut sekenanya karena masih mikir akan menjalankan bidak catur.

“Bukan, bukan itu maksud saya. Dulu, babi dianggap haram karena ada cacing pitanya, kolesterolnya tinggi. Tapi, kan, dengan teknologi terkini, hal-hal berbahaya dari babi itu bisa dihilangkan. Jadi, nggak ada alasan lagi, dong, dasar babi jadi haram?”

Gus Mut memperhatikan pertanyaan Mas Is secara serius, lalu tersenyum menyadari betapa menariknya pertanyaan ini.

“Kalau kamu tahu, Is,” jawab Gus Mut, “beberapa agama samawi yang lahir dari tempat gersang kayak gitu, juga mengharamkan babi.”

***

Sebagai kiai kampung, Gus Mut dan bapaknya, Kiai Kholil, berdakwah lewat obrolan Islam sehari-hari yang layak direnungkan. Bersama Fanshuri, Mas Is, dan warga lainnya, memahami Islam jadi jauh lebih sederhana dan terasa dekat.


Ketersediaan

7310297 Ahm k2DTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
297 Ahm k
Penerbit Buku Mojok : Yogyakarta.,
Deskripsi Fisik
234 hal; 13x19cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
9786237284543
Klasifikasi
297
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cet. 1
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini