Ada kesedihan di balik kebahagiaan, ada kerinduan di balik pertengkaran, ada teriakan di balik kebungkaman. Dan dari semua itu, aku kehilangan cara untuk mengungkapkan. Ya! Mengungkapkan semua yang aku rasakan. Kamu selalu menganggapku sempurna, tetapi satu kelemahanku yang tak diketahui adalah "Mengelak keberadaan cinta" Dan setelah semuanya terjadi begitu saja, rasa kehilangan menyeruak.

Aku sendiri, meratapi hati yang berkecimpung sedih. Aku sendiri, mengamati hati yang enggan untuk melampaui. Kesedihan dan kehilangan mendera diriku, mencecap ribuan asa yang tertinggal dalam kisah kita. Aku resah, ingin menelisik kesungguhan cinta dari matanya yang sukar diterawang. Dari matanya yang mahir menaklukkan hati, dan pada akhirnya muncullah sebuah hasrat tak temalar yaitu Cinta.

Tapi ke mana cinta itu bermuara? Apakah cinta harus menghilang terlebih dahulu sebelum akhirnya mengarus deras ke muara yang tepat? Tidak bisakah cinta tetap berada di sini, melengkapi sepenggal hati yang menunggu pasti. Dan mungkinkah cinta akan berujung sesuai rencana? Atau hanya buaian najsu dunia. Berpikir tentang cinta tak akan pernah habisnya.